Allah SWT
menciptakan manusia bukanlah untuk dunia ini. Allah menciptakan siang, Allah
menciptakan malam supaya kita berfikir dan mengambil pelajaran, bahwa kita
sesungguhnya dalam suatu perjalanan, yaitu perjalanan menuju negeri Akhirat.
Orang-orang terbaik di dunia ini, para Nabi dan para Rasul tidak lama hidup di
dunia ini. Seharusnya kita mengambil satu kesimpulan bahwa Allah SWT tidaklah
menciptakan manusia untuk dunia. Seumpama Allah SWT menciptakan manusia untuk
dunia ini, tentu Allah akan jadikan manusia ini kekal dan berlama-lama di dunia
ini. Tetapi nyatanya kita lihat kanan kiri kita, depan belakang kita, sanak
famili kita dan teman-teman kita, terus tiap hari diberangkatkan menuju
akhirat.
Untuk itulah kita
harus berfikir apa maksud dan tujuan Allah SWT menghantar kita ke dunia ini.
Yang bisa menjawab hanya Allah sendiri, tidak ada satu makhluk pun yang berhak
untuk menjawab, karena tidak ada satu makhluk pun yang ikut menciptakan alam
semesta ini.
Allah SWT tidak
membiarkan kita dalam kebingungan, Allah telah mengutus nabi-nabi dan
rasul-rasul untuk memberitahukan kepada kita apa maksud Allah SWT mengirim kita
ke dunia ini. Maksudnya yang pertama adalah supaya kita mengenal Allah.
"Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu". (Surat At-Talaq [65] ayat 12)
Allah telah
menciptakan tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, maksud tujuannya yang
terpenting supaya kita mengenal kekuasaan Allah, keagungan Allah SWT. Allah
menciptakan matahari, bulan dan menciptakan semua aturan-aturan yang ada di
dalam alam semesta ini, maksud dan tujuannya yang terpenting adalah supaya kita
mengenal keagungan Allah, kekuasaan Allah SWT.
Setelah kita
mengenal keagungan Allah dan kekuasaan Allah, datanglah tuas yang kedua.
"Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku". (Surat Adz-Dzariyat [51]: 56)
Tugas yang kedua
adalah mengadakan hubungan kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya.
Merengek-rengek kepada Allah, berdoa kepada Allah, bermunajat kepada Allah dan
berzikir kepada Allah.
Kemudian datang
tugas yang ketiga. Allah SWT bercerita mengenai kehidupan para Nabi dan para
Rasul. Allah berfirman yang artinya:
"Mereka
itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka". (Surat Al An'am [6]: 90)
Kita diperintahkan
oleh Allah SWT untuk mengikuti jalan kehidupan para Nabi dan para Rasul. Mulai
yang pertama, yaitu Nabi Adam AS sampai Nabi yang terakhir yaitu Rasulullah
SAW. Ciri khas kehidupan para Nabi dan para Rasul, mereka semua adalah
orang-orang yang memikirkan agama, memikirkan umatnya masing-masing.
Inilah tugas kita
yang ketiga. Allah bercerita mengenai para Nabi dan para Rasul di dalam Al
Quran bukan sekedar cerita, tetapi Allah memerintahkan kepada kita supaya kita
mengikuti kehidupan mereka. Bahkan kita diperintahkan oleh Allah SWT agar dalam
setiap sholat berdoa kepada Allah supaya ditolong oleh Allah SWT agar bisa
berjalan pada jalan mereka.
"Tunjukilah
kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka". (Surat Al Fatihah [1]: 6)
Siapakah mereka?
Sudah dijelaskan dalam ayat yang lain:
"Yaitu:
Nabi-nabi, para Shiddiqqin, para Syuhada, para Sholihin. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya". (Surat An Nisa' [4]
: 69)
Kehidupan para Nabi
dan para Rasul ciri khasnya adalah siang dan malam mendakwahkan agama.
Kehidupan para Shiddiqqin, orang-orang yang telah mantap imannya, yakin pada
Allah secara sempurna. Kehidupan para Syuhada, kehidupan orang yang
mengorbankan diri dan jiwanya untuk agama. Kehidupan para Sholihin, kehidupan
orang-orang yang menghabiskan umurnya hanya untuk taat kepada Allah dan tidak
berbuat maksiat kepada Allah.
Kemudian datang
tugas yang keempat, sebagai umat Baginda Rasulullah SAW.
"Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu". (Surat Al-Ahzab [33]: 21)
Kita diperintahkan
oleh Allah SWT untuk mengikuti jejak kehidupan Baginda Rasulullah SAW, yaitu
memikirkan agama di seluruh alam. Bagaimana agar agama hidup di seluruh alam,
bagaimana agar agama hidup di seluruh dunia, bagaimana agama bangkit di seluruh
dunia, bagaimana seluruh umat mengenal Allah, beribadah kepada Allah,
mengamalkan agama Allah, ini adalah tugas yang telah diberikan Allah kepada
kita, sebagai umat Baginda Rasulullah SAW.
Tugas yang demikian
ini bukanlah hal yang baru difahami oleh para Ulama'. Ulama' zaman dahulu pun
telah memahami perkara ini, bahkan para Shahabat pun telah memahami perkara
ini, maka hal ini bukanlah perkara yang aneh. Akan tetapi karena umat ini dalam
keadaan yang begitu lama lalai terhadap tugas ini, sehingga perkara ini
dianggap perkara yang aneh. Imam Al Ghozali Rah.a dalam kitabnya Ihya
Ulumuddin, beliau telah menjelaskan bila ada satu orang Islam di ujung dunia
yang dia tidak mengenal agama, kemudian kita tidak datang kepadanya untuk
memberitahukan agama kepada dia, atau kita tidak mengirim orang untuk
memberitahukan agama kepada dia, maka seluruh umat Islam akan berdosa.
Karenanya hendaknya
kita selalu berdoa kepada Allah SWT, supaya Allah sudi memandang kita dan umat
Islam di seluruh dunia dengan pandangan rahmat dan kasih sayang, sehingga kita
dimudahkan oleh Allah SWT, untuk kembali kepada jalan yang diridhoi-Nya, jalannya
para Nabi, para Rasul, jalannya Baginda Muhammad SAW, jalannya para Shahabat
r.anhum, jalannya para Ulama' pendahulu kita, sehingga kita akan diberikan
kesuksesan dunia dan akhirat, sebagaimana kesuksesan yang telah Allah berikan
kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar